(Diterbitkan
pada Jurnal Puitika, FBS Unand pada 2016)
Penelitian yang berjudul “Analisis Kesalahan
Modifikasi Doushi Renyoukei pada
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNP Tahun Masuk 2014” ini
bertujuan untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan pada modifikasi kata kerja
bahasa Jepang yang dilakukan oleh pembelajar bahasa Jepang penutur Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengolahan
data deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 dengan
mengambil sampel 28 orang mahasiswa tahun masuk 2014 Program Studi Pendidikan
Bahasa Jepang, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Padang. Hasil penelitian ini dijabarkan dengan 3 (tiga)
rumusan, yaitu; bentuk kesalahan, jenis kesalahan, penyebab kesalahan. Pertama, dari segi bentuk, ditemukan fakta
bahwa kesalahan yang dilakukan sampel berada pada tataran morfologis (proses
pembentukan kata) dan sintaksis (proses modifikasi kata setelah melewati proses
gramatikal). Kedua, dari segi jenis,
jenis kesalahan didominasi oleh jenis mistake
yang cukup menarik karena cenderung teratur mengikuti pola-pola tertentu. Ketiga, dari segi penyebab, kesalahan-kesalahan
yang dilakukan oleh pembelajar pada penelitian ini disebabkan oleh faktor
metodologi, seperti faktor metode drill dan
terjemahan, serta kurangnya variasi
sumber pembelajaran (buku ajar/buku teks). Temuan/hasil penelitian ini
diharapkan bisa membantu guru/dosen bahasa Jepang untuk mengidentifikasi
potensi-potensi yang dimiliki oleh kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga
bisa dijadikan acuan untuk proses perbaikan metodologi pembelajaran berbahasa
Jepang pada masa yang akan datang.
Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Modifikasi, Doushi
Renyoukei, morfologis, sintaksis, mistake, error.
A.
PENDAHULUAN
Kata di dalam bahasa Jepang terdiri dari 6 (enam)
kelas kata. Kelas kata tersebut adalah; 1) kata benda (meishi), 2) partikel (joshi),
3) kata keterangan (fukushi), 4) kata
kerja (doshi), kata sifat (keiyoshi), dan kopula (jodoshi). Sutedi (Zalman, 2015)
menyatakan bahwa keenam kelas kata ini bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua),
yaitu; kelompok kelas kata yang mengalami perubahan bentuk/modifikasi (yogen) dan kelas kata yang tidak
mengalami perubahan bentuk.
Meishi,
joshi, dan fukushi
adalah kelompok kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk. Sedangkan doshi, keiyoshi, dan jodoshi termasuk ke dalam kelompok kata
yang mengalami perubahan bentuk. Di antara 3 (tiga) kelas kata yang mengalami
perubahan bentuk, doshi adalah yang
mengalami paling banyak modifikasi sehingga memiliki potensi yang tinggi untuk
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penggunaannya.
Doushi digolongkan ke dalam 3 (tiga)
golongan. Dalam proses pembelajaran, disebutkan sebagai; doshi golongan I, doushi
golongan II, dan doushi golongan III.
Penggolongan ini berhubungan langsung dengan kedudukan sebagai salah satu yogen, yaitu kata yang mengalami
modifikasi. Artinya, formula modifikasi sebuah doushi mengikuti golongan tempat ia berada.
Modifikasi
doshi disebabkan oleh beberapa
fungsi. Di antaranya adalah; fungsi tingkat kesopanan (sonkei, teineikei, futsukei), fungsi pewaktu (masu/ru dan te imasu/iru, mashita/ta), fungsi penghubung (-te, -tari, -shi), dan fungsi lainnya.
Keberadaan penggolongan dan fungsi-fungsi terkait modifikasi ini tentunya
menjadi kesulitan sekaligus tantangan tersendiri bagi proses pembelajaran
bahasa Jepang untuk penutur orang Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan
penelitian-penelitian yang relevan yang bisa mengurangi kesulitan dan tantangan
tersebut, serta bisa membantu memberikan kontribusi terhadap perbaikan mutu
pembelajaran. Misalnya, analisis kesalahan pada penggunaan modifikasi doushi di atas.
Penelitian
analisis kesalahan merupakan salah satu penelitian deskriptif yang memiliki
peranan penting untuk perbaikan proses pembelajaran bahasa (Sutedi:2009).
Penelitian jenis ini berupaya menemukan bentuk, jenis, bahkan penyebab
kesalahan yang dilakukan pembelajar saat memproduksi bahasa. Hal ini tentu
membuat hasil penelitian analisis kesalahan bisa menjadi bahan pertimbangan
bagi pengajar pada saat melakukan evaluasi atau rekonstruksi mata pelajaran
untuk memperbaiki proses belajar-mengajar pada masa yang akan datang.
Secara umum, penelitian analisis kesalahan berbahasa Jepang banyak
mengindentifikasi bahwa faktor penyebab kesalahan
berbahasa Jepang penutur bukan
orang Jepang adalah kemampuan
pembelajar dan interferensi bahasa ibu. Jarang sekali ada penelitian yang
menyoroti atau melihat dari sisi metodologi pembelajaran yang tercermin dari
proses pembelajaran dan pembelajar itu sendiri. Misalnya, tata saji materi pada
buku ajar, metode yang digunakan guru, dan strategi yang dilakukan oleh
pembelajar ketika memproses sebuah ujaran bahasa Jepang.
Oleh
karena itu, pada kurun 2007-2008, Sakoda (2009) mengadakan penelitian analisis
kesalahan berbahasa Jepang tentang penggunaan kata depan de dan ni yang
menunjukkan tempat. Hasilnya, ditemukan bahwa kesalahan disebabkan oleh
beberapa faktor metodologi pembelajaran, yang terpusat pada metode yang
diterapkan guru, tata saji buku ajar, dan lainnya.
Senada
dengan Sakoda di atas, penulis juga tertarik untuk mengadakan penelitian
serupa, dengan judul, “Analisis
Kesalahan Modifikasi Doushi Renyoukei pada
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNP Tahun Masuk 2014.
B.
HASIL
PENELITIAN
Sumber
data penelitian ini adalah 28 orang mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
FBS UNP tahun masuk 2014. Sedangkan instrument yang digunakan adalah tes
tertulis dengan kisi-kisi sebagai berikut.
Tabe 1 Kisi-Kisi
Soal Modifikasi Doushi Renyoukei
Materi
Doushi (Renyoukei)
|
Jenis dan Jumlah
Soal
|
Sumber
|
|
Bentuk Soal
|
Jumlah Soal
|
||
a. Bentuk
positif masu dan mashita.
b. Bentuk
negatif masen dan masen deshita.
c. Bentuk
interogatif ~ka
d. Bentuk
sambung te
|
a. Rumpang
kosong
b. Pilihan
berganda
c. Esai
|
a. 20 butir
b. 42 butir
c. 8 butir
|
a. Minna No
Nihongo 1
b. Nihongo
Shoho
|
Jumlah
|
70 butir
|
1. Bentuk-Bentuk
Kesalahan Penggunaan Modifikasi Doushi
Renyoukei
Bentuk-bentuk
kesalahan modifikasi doushi renyoukei
yang ditemukan pada hasil tes mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
FBS UNP melingkupi 2 (dua) aspek pokok, yaitu aspek morfologis dan aspek
sintaksis. Pertama, aspek morfologis
adalah kesalahan pada aspek pembentukan modifikasi doushi. Kedua, aspek
sintaksis adalah kesalahan modifikasi doushi
pada saat doushi tersebut mengalami
proses gramatikal atau pembentukan kalimat. Untuk lebih jelasnya perhatikan poin-poin
dan pembahasan berikut.
a.
Kesalahan
Mencolok
Kesalahan
mencolok merupakan istilah yang penulis gunakan untuk mengidentifikasi
kesalahan yang memiliki frekuensi kesalahan di atas 50% dan di bawah 60%.
Tabel 2 Daftar
Kesalahan Mencolok
No.
|
Soal
|
Jawaban
|
|
Kunci
|
Temuan
|
||
B.9
|
図書館へいって、本を借りて、それから友達に__。
|
会います
|
会いました
|
B.10
|
サンドイッチを買って大阪城公園で___。
|
食べます
|
食べました
|
B.11
|
田中さんインドネシア語が___。
|
わかります
|
わかりました
|
C.9
|
おととい私は一人で__
|
勉強しました
|
勉強して
|
C.10
|
私は友だちの所で___。
|
あそびます
|
あそびたい
|
C.11
|
大学で日本語を_____、先生に会いました。
|
勉強して
|
勉強しました
|
C.13
|
おとといどこへも___。
|
行きました
|
行きませんでした
|
D.4
|
Ya, saya menikah setahun yang lalu.
|
去年から結婚しています
|
去年から結婚していました
|
D.6
|
Ya, anak-anak
sudah tidur.
|
お子さんが寝ています
|
お子さんが寝ました
|
D.7
|
Apakah kamu mengenal/tahu orang itu?
|
その人を知っていますか
|
その人を知りましたか
|
D.8
|
Ya, saya mengenalnya minggu lalu di rumah pesta pernikahan Ani.
|
その人を知っています
|
その人を知りました
|
Dari
tabel di atas diketahui bahwa kesalahan mencolok berjumlah 11 butir soal. Jika
dihubungkan dengan jumlah soal, yaitu 70 butir soal. Maka, kesalahan mencolok
berkisar 16%.
Jika
dicermati kesalahan kesalahan di atas dapat dipahami dua (2) poin penting
berikut.
1) Semua kesalahan modifikasi doushi terjadi setelah mengalami proses gramatika atau dalam
tataran sintaksis.
2) Tidak ada kesalahan bentuk morfologis atau kesalahan
pada modifikasi doushi.
3) Kesalahan pada umumnya memiliki pola salah posisi.
Dalam hal ini, posisi te imasu
bertukar dengan te imashita (D.4), masu dengan mashita (B.9 – B.11), te
imasu dengan mashita (D.6 – D.8),
mashita bertukar dengan te (C.9, C.11), masu bertukar dengan tai
(C.10), mashita bertukar dengan masen deshita (C.13).
Selanjutnya,
jika dicermati pula pola-pola kesalahan di atas, dapat diasumsikan
kesalahan-kesalahan tersebut disebabkan oleh factor-faktor berikut.
1) Tidak memahami konsep kalimat dan fungsi tanda baca.
Hal ini bisa dilihat dari kesalahan pada soal nomor C.9 dan C.11.
2) Tidak memahami prinsip konsistensi bahasa, yaitu
campur-baur antara teineikei dengan futsukei. Hal ini bisa dilihat dari
kesalahan pada soal nomor C.10.
3) Tidak memahami konsep, prinsip dan batasan penggunaan
aturan kala (tenses). Hal ini bisa
dilihat dari kesalahan pada soal nomor D.4, B.9 – B.11, D.6 – D.8.
4) Tidak memahami prinsip penggunaan partikei mo. Hal ini bisa diihat dari kesalahan
pada soal nomor C.13
Jadi, kesalahan-kesalahan yang
ditemukan di atas jika dihubungkan dengan asumsi penyebabnya dapat disimpulkan
pada bentuk sintaksis, yaitu kesalahan yang terjadi pada proses gramatika atau
proses pembentukan kalimat.
b. Kesalahan
Utama
Kesalahan
utama merupakan istilah yang penulis gunakan untuk mengidentifikasi kesalahan
yang memiliki frekuensi kesalahan 61% sampai 100%.
Tabel 3 Daftar
Kesalahan Utama
N.S.
|
Kesalahan
Utama
|
||
Soal
|
Jawaban
|
Kunci
|
|
B.4
|
ミラーさんは子供ころから花を___
|
守りました
|
守っています
|
C.4
|
先週から日本の大学で_____。
|
教えました
|
教えています。
|
C.12
|
きのうチンさんはネクタイを____。
|
しまりませんでした。
|
しめませんでした。
|
D.1
|
Apakah Anda sudah bekerja?
|
働きましたか。
|
働いています。
|
D.5
|
Apakah
anak-anak sudah tidur?
|
寝ましたか。
|
寝ていますか。
|
E.1
|
Tujuh
tahun yang lalu, setelah wisuda, saya langsung bekerja (1) di perusaah Honda. Setelah setahun
bekerja (2), saya
menikah (3) dengan Yuki.
Sekarang kami sudah memiliki (4) tiga orang anak. Kami sudah tinggal (5) di
rumah sendiri.
Anak
saya yang paling tua laki-laki, umurnya 4 tahun. Semenjak tahu (6) dengan
sepeda, ia ingin jadi pembalap. Setiap hari, ia berlatih (7) dengan giat.
Sekarang, dia sudah bisa mengendarai (8) sepedanya.
|
働いていました
|
働いています
|
E.2
|
働いていました
|
働いています
|
|
E.4
|
持ちました
|
もっています
|
|
E.6
|
知りました。知った後で
|
知っています・いて・いてから
|
|
E.7
|
練習しました
|
練習しています
|
|
E.8
|
運転しました
|
運転しています
|
Dari
tabel di atas diketahui bahwa terdapat 11 soal yang dijawab salah oleh sampel. Sama
dengan “kesalahan mencolok” yang telah dibahas di atas, jika dihubungkan dengan
jumlah soal, yaitu 70 butir soal. Maka, kesalahan utama ini juga berkisar 16%.
Jika
diperhatikan dengan seksama, kesebelas kesalahan utama ini memiliki
kecenderungan pola kesalahan yang sama. Poin-poinnya adalah sebagai berikut.
1) Tidak ada kesalahan bentuk morfologis atau kesalahan
pada modifikasi doushi.
2) Semua kesalahan utama berada pada tataran sintaksis,
dengan rincian; 5 (lima) kesalahan pada soal yang berbentuk kalimat (B.4, C.4,
C.12, D.1, D.5), dan 6 (enam) kesalahan pada soal yang berbentuk karangan
singkat naratif (E.1, E.2, E.4, E.6, E7, E.8).
3) Semua kesalahan memiliki pola yang sama, yaitu salah
posisi, di mana, pisisi bentuk te imasu
bertukar dengan bentuk mashita, bentuk
aktif bertukar dengan bentuk pasif (C.12).
Berdasarkan
kesalahan-kesalahan di atas serta kecenderungan pola kesalahan yang terjadi.
Maka, kesalahan-kesalahan utama di atas bisa diasumsikan disebabkan oleh
faktor-faktor berikut.
1) Tidak memahami konsep, prinsip dan batasan penggunaan
aturan kala (tenses). Hal ini bisa
dilihat dari kecenderungan pola semua kesaahan utama, kecuali soal nomor C.12
2) Tidak bisa membedakan bentuk kata kerja transitif
dengan bentuk kata kerja intransitif.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan yang berada pada kelompok “kesalahan
utama” yang dilakukan oleh ketiga kelompok sampel juga berada pada tataran
sintaksis, mirip dengan kesalahan-kesalahan yang berada pada kelompok
“kesalahan mencolok”.
2. Jenis-Jenis
Kesalahan Penggunaan Modifikasi Doushi
Renyoukei
Kesalahan
berbahasa pada pembahasan ini dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu; lapses, mistake, error. Namun, karena data penelitian ini diambil dari tes
tertulis, lapses tidak menjadi bagian dari penelitian.
a.
Mistake
Kesalahan
yang disebut mistake ini disebabkan
oleh faktor performansi (performance).
Sehubungan dengan itu, pada penelitian ini juga ditemukan beberapa kesalahan
yang termasuk pada kelompok mistake
ini. Pada pembahasan sub bab “Bentuk-Bentuk Kesalahan”, mistake ini sebenarnya sudah dideskripsikan secara singkat melalui
pembahasan “Kesalahan Biasa”. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4 Daftar
Kesalahan Mistake
Nomor Soal
|
Jawaban
|
|
Kunci
|
Temuan
|
|
A.2
|
置いています
|
おきています
|
A.4
|
行っています
|
いいています
|
A.6
|
乗っています
|
のりています
|
A.11
|
起きています
|
おいています
|
A.13
|
落ちています
|
おっています
|
A.15
|
降りています
|
おっています
|
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
kesalahan-kesalahan dengan jenis mistake
yang dilakukan pembelajar terpusat pada hal-hal berikut.
1) Kesalahan dengan pola bertukar tempat, di mana
seharusnya menggunakan formula modifikasi doushi
golongan 1 (satu), digunakan pola modifikasi doushi golongan 2 (dua). Kasus ini bisa dilihat pada soal nomor
A.2, dan A.2.
2) Kesalahan dengan pola bertukar tempat, di mana
seharusnya menggunakan formula modifikasi doushi
golongan 2 (dua), digunakan pola modifikasi doushi
golongan 1 (satu). Kasus ini bisa dilihat pada soal nomor A.11, A.13, dan A.15.
3) Kesalahan dengan menggunakan pola generalisasi umum
tampa memperhatikan kedudukan doushi
sebagai doushi khusus. Kasus ini
terlihat pada soal nomor A.4.
b. Error
Error
merupakan kesalahan yang dilakukan berulang-ulang disebabkan oleh faktor
kompetensi (Grass, 1994; Tarigan, 1997; Sakoda, 2009). Seiring dengan
bertambahnya kompetensi pembelajar, error
itu akan hilang sendiri. Artinya, error
dilakukan oleh pembelajar karena betul-betul tidak tahu materi terkait sehingga
pembelajar tidak menyadari telah melakukan kesalahan.
Merujuk
pada teori di atas, pada penelitian ini tidak ditemukan error. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pada penelitian itu
sendiri, di mana data penelitian hanya diambil sekali dan waktu yang terbatas.
Untuk mengidentifikasi error,
seharusnya pengambilan data dilakukan beberapa kali sesuai dengan pertambahan
kompetensi pembelajar/sampel.
3. Penyebab
Kesalahan Penggunaan Modifikasi Doushi
Renyoukei
Melihat
bentuk-bentuk dan jenis-jenis kesalahan penggunaan modifikasi doushi renyoukei yang telah dipaparkan
di atas. Untuk mencari tahu faktor penyebab terjadinya kesalahan tersebut,
berikut ini dinterpretasi melalui: (1) tinjauan kemampuan mahasiswa, (2)
tinjauan buku ajar.
a. Tinjauan
Kemampuan Mahasiswa
Mahasiswa
yang menjadi sampel penelitian ini adalah mahasisiwa tahun angkatan 2014.
Artinya, sampel secara teknis telah mempelajari materi yang diujikan kepada
mereka. Jadi, dalam penelitian ini, jika ditinjau dari aspek kompetensi,
kesalahan modifikasi doushi yang
dilakukan pembelajar bukan disebabkan oleh masalah kemampuan pembelajar. Namun, asumsi ini lemah karena waktu
penelitian yang hanya sekali tes.
b. Tinjauan Buku
Ajar
Di
dalam Kurikulum 2012 dan Kurikulum 2013 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
FBS UNP, materi “doushi renyoukei”
termasuk salah satu materi yang berada pada materi bahasa Jepang tingkat dasar
(shokyu). Artinya, mahasiswa tahun
satu (1), bahkan, mahasiswa yang baru berkuliah satu (1) semester telah
mendapatkan materi ini.
Materi
Doushi Renyoukei secara khusus dan
mendalam diajarkan pada mata kuliah “Bunpo
1” (tata bahasa 1), tepatnya pada pertemuan ke 4 dan pertemuan ke 14 (Minna no Nihongo). Buku ajar yang
digunakan adalah buku Minna no Nihongo:
Shokyu I yang diterbitkan oleh 3A
Corporation. Buku ini juga digunakan oleh banyak Program Studi Pendidikan
Bahasa Jepang dan Program Studi Sastra Jepang dengan kualifikasi lulusan Strata
1 (S1), seperti; Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri
Surabaya, Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia, Program
Studi Sastra Jepang Universitas Bung Hatta, dan Perguran Tinggi lainnya.
Dari
tata saji, buku ini memiliki struktur umum penyajian, yaitu: pola kalimat (bunkei), contoh penggunaan dalam kalimat
(reibun), contoh penggunaan dalam
dialog (kaiwa), latihan (renshu A, B, C), dan tes (mondai). Berdasarkan tata saji ini, bisa
dipahami bahwa urutan pembelajarannya adalah: (1) memahami konsep (bunkei, reibun, kaiwa), (2) berlatih (renshu A, B, C, dan mondai). Pada proses pembelajaran, tahap memahami konsep dilakukan
dengan menggunakan metode ceramah dan terjemahan, tahap berlatih dilakukan
dengan menggunakan metode drill.
Pada
penelitian ini, soal tes diambil dari tiga (3) sumber, yaitu: dari dua (2) dari
buku ajar, dan dari buatan penulis sendiri. Buku ajar tersebut adalah buku ajar
Minna no Nihongo: Shokyu 1 dan buku
ajar Nihongo Shoho. Soal yang berasal
dari buku ajar Minna no Nihongo: Shokyu 1
berjumlah 25 butir soal (A-1 s.d. A.10 dan B.1 s.d. B.15), dari buku ajar Nihongo Shoho berjumlah 25 butir soal
(A.11 s.d. A.20 dan C.1 s.d. C.15), dan dari penulis berjumlah 20 butir soal (D
dan E). Jadi, total soal berjumlah 70 butir soal.
Bagaimanakah
penyebab kesalahan modifikasi doushi
renyoukei yang dilakukan mahasiswa ini jika diinterpretasikan berdasarkan
sumber soal ini? Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dari tabel di bawah.
Tabel 5 Frekuensi
Kesalahan Berdarasarkan Sumber Soal
Sumber Soal
|
Frekuensi Jawaban Salah
|
Minna
no Nihongo: Shokyu 1
|
7/25
|
Nihongo
Shohou
|
9/25
|
Penulis
|
16/20
|
Dari
tabel di atas bisa ditangkap sebuah poin yang menarik bahwa kesalahan paling
sedikit ditemukan pada soal yang berasal dari buku Minna no Nihongo: Shokyu 1, yaitu 7/25. Kesalahan nomor dua sedikit
ditemukan pada soal yang berasal dari buku Nihongo
Shoho, yaitu 9/25. Sedangkan, kesalahan paling banyak ditemukan pada soal
yang berasal dari penulis, yaitu 16/20. Artinya, semakin jauh soalnya dari
pembelajar/buku ajar yang digunakan, semakin tinggi pula frekuensi
kesalahannya.
Berdasarkan
hal di atas, bisa diasumsikan bahwa penyebab kesalahan yang dilakukan
pembelajar dalam melakukan proses modifikasi doushi disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
1. Pembelajar terpaku pada drill yang ada di buku ajar yang digunakan.
2. Pembelajar tidak melakukan proses eksplorasi dalam
meningkatkan pemahamannya terhadap materi modifikasi doushi.
3. Pembelajar kurang belajar secara mandiri, dalam artian
kurang berlatih memproduksi bahasa sendiri.
C.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan hasil penelitian, kesimpulan penelitian “Analisis Kesalahan
Modifikasi Doushi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNP”
ini dapat dipoinkan sebagai berikut.
a. Bentuk kesalahan terlihat pada proses pembentukan kata
(tataran morfologis) dan proses pembentukan kalimat (tataran sintaksis).
b. Jenis kesalahan yang terjadi adalah jenis kesalahan mistake.
c. Penyebab kesalahan didominasi oleh kesalahan pemahaman
yang disebabkan oleh faktor; pembelajar kekurangan variasi buku ajar,
pembelajar kurang berlatih/praktik mandiri.
2.
Saran
Mencermati
hasil penelitian ini, penulis menangkap beberapa hal yang perlu untuk menjadi
rekomendasi bagi penulis, pengajar, pembelajar dan pemerhati bahasa Jepang.
Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penelitian tingkat lanjut untuk melihat potensi kesalahan
pada penelitian ini dan cara mengatasinya pada masa yang akan datang.
2. Pengembangan proses pembelajaran yang bermakna dan menfasilitasi
minat sehingga bisa mendorong pembelajar untuk menjadi lebih aktif, kreatif,
dan kritis.
DAFTAR
PUSTAKA
Gass, S. M dan
Selinker, L. (1994). Second Language Acquisition. New jersey :
Lawrence Erl baum Associates, Inc.
Sakoda, Kumiko. (2009).
“Strategi Proses Bahasa yang Berpotensi Memunculkan Error”(Jurnal “Kyoiku
Kenkyu”. Hiroshima Daigaku).
Sutedi,
Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : UPI Press.
Tarigan, H.G. (1995). Pengajaran
Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
No comments:
Post a Comment