Wednesday, August 9, 2017

Analisis Kesalahan Modifikasi Doushi Renyoukei pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNP Tahun Masuk 2014



(Diterbitkan pada Jurnal Puitika, FBS Unand pada 2016)

Penelitian yang berjudul “Analisis Kesalahan Modifikasi Doushi Renyoukei pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNP Tahun Masuk 2014” ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan pada modifikasi kata kerja bahasa Jepang yang dilakukan oleh pembelajar bahasa Jepang penutur Indonesia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengolahan data deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 dengan mengambil sampel 28 orang mahasiswa tahun masuk 2014 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Hasil penelitian ini dijabarkan dengan 3 (tiga) rumusan, yaitu; bentuk kesalahan, jenis kesalahan, penyebab kesalahan. Pertama, dari segi bentuk, ditemukan fakta bahwa kesalahan yang dilakukan sampel berada pada tataran morfologis (proses pembentukan kata) dan sintaksis (proses modifikasi kata setelah melewati proses gramatikal). Kedua, dari segi jenis, jenis kesalahan didominasi oleh jenis mistake yang cukup menarik karena cenderung teratur mengikuti pola-pola tertentu. Ketiga, dari segi penyebab, kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar pada penelitian ini disebabkan oleh faktor metodologi, seperti faktor metode drill dan terjemahan, serta kurangnya variasi sumber pembelajaran (buku ajar/buku teks). Temuan/hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu guru/dosen bahasa Jepang untuk mengidentifikasi potensi-potensi yang dimiliki oleh kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga bisa dijadikan acuan untuk proses perbaikan metodologi pembelajaran berbahasa Jepang pada masa yang akan datang. 


Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Modifikasi, Doushi Renyoukei, morfologis, sintaksis, mistake, error.
 

A.    PENDAHULUAN
Kata di dalam bahasa Jepang terdiri dari 6 (enam) kelas kata. Kelas kata tersebut adalah; 1) kata benda (meishi), 2) partikel (joshi), 3) kata keterangan (fukushi), 4) kata kerja (doshi), kata sifat (keiyoshi), dan kopula (jodoshi). Sutedi (Zalman, 2015) menyatakan bahwa keenam kelas kata ini bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu; kelompok kelas kata yang mengalami perubahan bentuk/modifikasi (yogen) dan kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk.
Meishi, joshi, dan fukushi adalah kelompok kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk. Sedangkan doshi, keiyoshi, dan jodoshi termasuk ke dalam kelompok kata yang mengalami perubahan bentuk. Di antara 3 (tiga) kelas kata yang mengalami perubahan bentuk, doshi adalah yang mengalami paling banyak modifikasi sehingga memiliki potensi yang tinggi untuk menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penggunaannya.
Doushi digolongkan ke dalam 3 (tiga) golongan. Dalam proses pembelajaran, disebutkan sebagai; doshi golongan I, doushi golongan II, dan doushi golongan III. Penggolongan ini berhubungan langsung dengan kedudukan sebagai salah satu yogen, yaitu kata yang mengalami modifikasi. Artinya, formula modifikasi sebuah doushi mengikuti golongan tempat ia berada.
Modifikasi doshi disebabkan oleh beberapa fungsi. Di antaranya adalah; fungsi tingkat kesopanan (sonkei, teineikei, futsukei), fungsi pewaktu (masu/ru dan te imasu/iru, mashita/ta), fungsi penghubung (-te, -tari, -shi), dan fungsi lainnya. Keberadaan penggolongan dan fungsi-fungsi terkait modifikasi ini tentunya menjadi kesulitan sekaligus tantangan tersendiri bagi proses pembelajaran bahasa Jepang untuk penutur orang Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan penelitian-penelitian yang relevan yang bisa mengurangi kesulitan dan tantangan tersebut, serta bisa membantu memberikan kontribusi terhadap perbaikan mutu pembelajaran. Misalnya, analisis kesalahan pada penggunaan modifikasi doushi di atas.  
Penelitian analisis kesalahan merupakan salah satu penelitian deskriptif yang memiliki peranan penting untuk perbaikan proses pembelajaran bahasa (Sutedi:2009). Penelitian jenis ini berupaya menemukan bentuk, jenis, bahkan penyebab kesalahan yang dilakukan pembelajar saat memproduksi bahasa. Hal ini tentu membuat hasil penelitian analisis kesalahan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pengajar pada saat melakukan evaluasi atau rekonstruksi mata pelajaran untuk memperbaiki proses belajar-mengajar pada masa yang akan datang.
Secara umum, penelitian analisis kesalahan berbahasa Jepang banyak mengindentifikasi bahwa faktor penyebab kesalahan berbahasa Jepang penutur bukan orang Jepang adalah kemampuan pembelajar dan interferensi bahasa ibu. Jarang sekali ada penelitian yang menyoroti atau melihat dari sisi metodologi pembelajaran yang tercermin dari proses pembelajaran dan pembelajar itu sendiri. Misalnya, tata saji materi pada buku ajar, metode yang digunakan guru, dan strategi yang dilakukan oleh pembelajar ketika memproses sebuah ujaran bahasa Jepang.
Oleh karena itu, pada kurun 2007-2008, Sakoda (2009) mengadakan penelitian analisis kesalahan berbahasa Jepang tentang penggunaan kata depan de dan ni yang menunjukkan tempat. Hasilnya, ditemukan bahwa kesalahan disebabkan oleh beberapa faktor metodologi pembelajaran, yang terpusat pada metode yang diterapkan guru, tata saji buku ajar, dan lainnya.
Senada dengan Sakoda di atas, penulis juga tertarik untuk mengadakan penelitian serupa, dengan judul, “Analisis Kesalahan Modifikasi Doushi Renyoukei pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNP Tahun Masuk 2014 

B.     HASIL PENELITIAN
Sumber data penelitian ini adalah 28 orang mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNP tahun masuk 2014. Sedangkan instrument yang digunakan adalah tes tertulis dengan kisi-kisi sebagai berikut.

Tabe 1 Kisi-Kisi Soal Modifikasi Doushi Renyoukei
Materi
Doushi (Renyoukei)
Jenis dan Jumlah Soal
Sumber
Bentuk Soal
Jumlah Soal
a.       Bentuk positif masu dan mashita.
b.      Bentuk negatif masen dan masen deshita.
c.       Bentuk interogatif ~ka
d.      Bentuk sambung te
a.       Rumpang kosong

b.      Pilihan berganda
c.       Esai
a.       20 butir

b.      42 butir

c.       8 butir
a.       Minna No Nihongo 1
b.      Nihongo Shoho
Jumlah
70 butir           

1.      Bentuk-Bentuk Kesalahan Penggunaan Modifikasi Doushi Renyoukei 
Bentuk-bentuk kesalahan modifikasi doushi renyoukei yang ditemukan pada hasil tes mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNP melingkupi 2 (dua) aspek pokok, yaitu aspek morfologis dan aspek sintaksis. Pertama, aspek morfologis adalah kesalahan pada aspek pembentukan modifikasi doushi. Kedua, aspek sintaksis adalah kesalahan modifikasi doushi pada saat doushi tersebut mengalami proses gramatikal atau pembentukan kalimat. Untuk lebih jelasnya perhatikan poin-poin dan pembahasan berikut.
a.      Kesalahan Mencolok
Kesalahan mencolok merupakan istilah yang penulis gunakan untuk mengidentifikasi kesalahan yang memiliki frekuensi kesalahan di atas 50% dan di bawah 60%. 
Tabel 2 Daftar Kesalahan Mencolok
No.
Soal
Jawaban
Kunci
Temuan
B.9
図書館へいって、本を借りて、それから友達に__。
会います       
会いました
B.10
サンドイッチを買って大阪城公園で___。
食べます       
食べました
B.11
田中さんインドネシア語が___。
わかります   
わかりました
C.9
おととい私は一人で__
勉強しました
勉強して
C.10
私は友だちの所で___。
あそびます
あそびたい
C.11
大学で日本語を_____、先生に会いました。
勉強して
勉強しました
C.13
おとといどこへも___。
行きました   
行きませんでした
D.4
Ya, saya menikah setahun yang lalu.
去年から結婚しています
去年から結婚していました
D.6
Ya, anak-anak sudah tidur.
お子さんが寝ています
お子さんが寝ました
D.7
Apakah kamu mengenal/tahu orang itu?
その人を知っていますか
その人を知りましたか
D.8
Ya, saya mengenalnya minggu lalu di rumah pesta pernikahan Ani.
その人を知っています
その人を知りました

Dari tabel di atas diketahui bahwa kesalahan mencolok berjumlah 11 butir soal. Jika dihubungkan dengan jumlah soal, yaitu 70 butir soal. Maka, kesalahan mencolok berkisar 16%.
Jika dicermati kesalahan kesalahan di atas dapat dipahami dua (2) poin penting berikut.
1)      Semua kesalahan modifikasi doushi terjadi setelah mengalami proses gramatika atau dalam tataran sintaksis.
2)      Tidak ada kesalahan bentuk morfologis atau kesalahan pada modifikasi doushi.
3)      Kesalahan pada umumnya memiliki pola salah posisi. Dalam hal ini, posisi te imasu bertukar dengan te imashita (D.4), masu dengan mashita (B.9 – B.11), te imasu dengan mashita (D.6 – D.8), mashita bertukar dengan te (C.9, C.11), masu bertukar dengan tai (C.10), mashita bertukar dengan masen deshita (C.13).

Selanjutnya, jika dicermati pula pola-pola kesalahan di atas, dapat diasumsikan kesalahan-kesalahan tersebut disebabkan oleh factor-faktor berikut.
1)      Tidak memahami konsep kalimat dan fungsi tanda baca. Hal ini bisa dilihat dari kesalahan pada soal nomor C.9 dan C.11.
2)      Tidak memahami prinsip konsistensi bahasa, yaitu campur-baur antara teineikei dengan futsukei. Hal ini bisa dilihat dari kesalahan pada soal nomor C.10.   
3)      Tidak memahami konsep, prinsip dan batasan penggunaan aturan kala (tenses). Hal ini bisa dilihat dari kesalahan pada soal nomor D.4, B.9 – B.11, D.6 – D.8.
4)      Tidak memahami prinsip penggunaan partikei mo. Hal ini bisa diihat dari kesalahan pada soal nomor C.13

Jadi, kesalahan-kesalahan yang ditemukan di atas jika dihubungkan dengan asumsi penyebabnya dapat disimpulkan pada bentuk sintaksis, yaitu kesalahan yang terjadi pada proses gramatika atau proses pembentukan kalimat.

b.      Kesalahan Utama
Kesalahan utama merupakan istilah yang penulis gunakan untuk mengidentifikasi kesalahan yang memiliki frekuensi kesalahan 61% sampai 100%.
Tabel 3 Daftar Kesalahan Utama
N.S.
Kesalahan Utama
Soal
Jawaban
Kunci
B.4
ミラーさんは子供ころから花を___
守りました

守っています
C.4
先週から日本の大学で_____。
教えました
教えています。
C.12
きのうチンさんはネクタイを____。
しまりませんでした。
しめませんでした。
D.1
Apakah Anda sudah bekerja?
働きましたか。
働いています。
D.5
Apakah anak-anak sudah tidur?
寝ましたか。
寝ていますか。
E.1
Tujuh tahun yang lalu, setelah wisuda, saya langsung bekerja (1) di perusaah Honda. Setelah setahun bekerja (2), saya menikah (3) dengan Yuki. Sekarang kami sudah memiliki (4) tiga orang anak. Kami sudah tinggal (5) di rumah sendiri.
Anak saya yang paling tua laki-laki, umurnya 4 tahun. Semenjak tahu (6) dengan sepeda, ia ingin jadi pembalap. Setiap hari, ia berlatih (7) dengan giat. Sekarang, dia sudah bisa mengendarai (8) sepedanya.
働いていました
働いています
E.2
働いていました
働いています
E.4
持ちました
もっています
E.6
知りました。知った後で
知っています・いて・いてから
E.7
練習しました
練習しています
E.8
運転しました
運転しています

Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 11 soal yang dijawab salah oleh sampel. Sama dengan “kesalahan mencolok” yang telah dibahas di atas, jika dihubungkan dengan jumlah soal, yaitu 70 butir soal. Maka, kesalahan utama ini juga berkisar 16%.
Jika diperhatikan dengan seksama, kesebelas kesalahan utama ini memiliki kecenderungan pola kesalahan yang sama. Poin-poinnya adalah sebagai berikut.
1)      Tidak ada kesalahan bentuk morfologis atau kesalahan pada modifikasi doushi.
2)      Semua kesalahan utama berada pada tataran sintaksis, dengan rincian; 5 (lima) kesalahan pada soal yang berbentuk kalimat (B.4, C.4, C.12, D.1, D.5), dan 6 (enam) kesalahan pada soal yang berbentuk karangan singkat naratif (E.1, E.2, E.4, E.6, E7, E.8).
3)      Semua kesalahan memiliki pola yang sama, yaitu salah posisi, di mana, pisisi bentuk te imasu bertukar dengan bentuk mashita, bentuk aktif bertukar dengan bentuk pasif (C.12).

Berdasarkan kesalahan-kesalahan di atas serta kecenderungan pola kesalahan yang terjadi. Maka, kesalahan-kesalahan utama di atas bisa diasumsikan disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
1)      Tidak memahami konsep, prinsip dan batasan penggunaan aturan kala (tenses). Hal ini bisa dilihat dari kecenderungan pola semua kesaahan utama, kecuali soal nomor C.12
2)      Tidak bisa membedakan bentuk kata kerja transitif dengan bentuk kata kerja intransitif.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan yang berada pada kelompok “kesalahan utama” yang dilakukan oleh ketiga kelompok sampel juga berada pada tataran sintaksis, mirip dengan kesalahan-kesalahan yang berada pada kelompok “kesalahan mencolok”.

2.      Jenis-Jenis Kesalahan Penggunaan Modifikasi Doushi Renyoukei
Kesalahan berbahasa pada pembahasan ini dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu; lapses, mistake, error. Namun, karena data penelitian ini diambil dari tes tertulis, lapses tidak menjadi bagian dari penelitian.
a.      Mistake
Kesalahan yang disebut mistake ini disebabkan oleh faktor performansi (performance). Sehubungan dengan itu, pada penelitian ini juga ditemukan beberapa kesalahan yang termasuk pada kelompok mistake ini. Pada pembahasan sub bab “Bentuk-Bentuk Kesalahan”, mistake ini sebenarnya sudah dideskripsikan secara singkat melalui pembahasan “Kesalahan Biasa”. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4 Daftar Kesalahan Mistake
Nomor Soal
Jawaban
Kunci
Temuan
A.2
置いています
おきています
A.4
行っています
いいています
A.6
乗っています
のりています
A.11
起きています
おいています
A.13
落ちています
おっています
A.15
降りています
おっています

 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kesalahan-kesalahan dengan jenis mistake yang dilakukan pembelajar terpusat pada hal-hal berikut.
1)      Kesalahan dengan pola bertukar tempat, di mana seharusnya menggunakan formula modifikasi doushi golongan 1 (satu), digunakan pola modifikasi doushi golongan 2 (dua). Kasus ini bisa dilihat pada soal nomor A.2, dan A.2.
2)      Kesalahan dengan pola bertukar tempat, di mana seharusnya menggunakan formula modifikasi doushi golongan 2 (dua), digunakan pola modifikasi doushi golongan 1 (satu). Kasus ini bisa dilihat pada soal nomor A.11, A.13, dan A.15.
3)      Kesalahan dengan menggunakan pola generalisasi umum tampa memperhatikan kedudukan doushi sebagai doushi khusus. Kasus ini terlihat pada soal nomor A.4.
  
b.      Error
Error merupakan kesalahan yang dilakukan berulang-ulang disebabkan oleh faktor kompetensi (Grass, 1994; Tarigan, 1997; Sakoda, 2009). Seiring dengan bertambahnya kompetensi pembelajar, error itu akan hilang sendiri. Artinya, error dilakukan oleh pembelajar karena betul-betul tidak tahu materi terkait sehingga pembelajar tidak menyadari telah melakukan kesalahan.
Merujuk pada teori di atas, pada penelitian ini tidak ditemukan error. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pada penelitian itu sendiri, di mana data penelitian hanya diambil sekali dan waktu yang terbatas. Untuk mengidentifikasi error, seharusnya pengambilan data dilakukan beberapa kali sesuai dengan pertambahan kompetensi pembelajar/sampel.

3.      Penyebab Kesalahan Penggunaan Modifikasi Doushi Renyoukei
Melihat bentuk-bentuk dan jenis-jenis kesalahan penggunaan modifikasi doushi renyoukei yang telah dipaparkan di atas. Untuk mencari tahu faktor penyebab terjadinya kesalahan tersebut, berikut ini dinterpretasi melalui: (1) tinjauan kemampuan mahasiswa, (2) tinjauan buku ajar.
a.      Tinjauan Kemampuan Mahasiswa
Mahasiswa yang menjadi sampel penelitian ini adalah mahasisiwa tahun angkatan 2014. Artinya, sampel secara teknis telah mempelajari materi yang diujikan kepada mereka. Jadi, dalam penelitian ini, jika ditinjau dari aspek kompetensi, kesalahan modifikasi doushi yang dilakukan pembelajar bukan disebabkan oleh masalah kemampuan pembelajar. Namun, asumsi ini lemah karena waktu penelitian yang hanya sekali tes.  

b.      Tinjauan Buku Ajar
Di dalam Kurikulum 2012 dan Kurikulum 2013 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNP, materi “doushi renyoukei” termasuk salah satu materi yang berada pada materi bahasa Jepang tingkat dasar (shokyu). Artinya, mahasiswa tahun satu (1), bahkan, mahasiswa yang baru berkuliah satu (1) semester telah mendapatkan materi ini.
Materi Doushi Renyoukei secara khusus dan mendalam diajarkan pada mata kuliah “Bunpo 1” (tata bahasa 1), tepatnya pada pertemuan ke 4 dan pertemuan ke 14 (Minna no Nihongo). Buku ajar yang digunakan adalah buku Minna no Nihongo: Shokyu I yang diterbitkan oleh 3A Corporation. Buku ini juga digunakan oleh banyak Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang dan Program Studi Sastra Jepang dengan kualifikasi lulusan Strata 1 (S1), seperti; Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Surabaya, Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia, Program Studi Sastra Jepang Universitas Bung Hatta, dan Perguran Tinggi lainnya.
Dari tata saji, buku ini memiliki struktur umum penyajian, yaitu: pola kalimat (bunkei), contoh penggunaan dalam kalimat (reibun), contoh penggunaan dalam dialog (kaiwa), latihan (renshu A, B, C), dan tes (mondai). Berdasarkan tata saji ini, bisa dipahami bahwa urutan pembelajarannya adalah: (1) memahami konsep (bunkei, reibun, kaiwa), (2) berlatih (renshu A, B, C, dan mondai). Pada proses pembelajaran, tahap memahami konsep dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan terjemahan, tahap berlatih dilakukan dengan menggunakan metode drill.     
Pada penelitian ini, soal tes diambil dari tiga (3) sumber, yaitu: dari dua (2) dari buku ajar, dan dari buatan penulis sendiri. Buku ajar tersebut adalah buku ajar Minna no Nihongo: Shokyu 1 dan buku ajar Nihongo Shoho. Soal yang berasal dari buku ajar Minna no Nihongo: Shokyu 1 berjumlah 25 butir soal (A-1 s.d. A.10 dan B.1 s.d. B.15), dari buku ajar Nihongo Shoho berjumlah 25 butir soal (A.11 s.d. A.20 dan C.1 s.d. C.15), dan dari penulis berjumlah 20 butir soal (D dan E). Jadi, total soal berjumlah 70 butir soal.
Bagaimanakah penyebab kesalahan modifikasi doushi renyoukei yang dilakukan mahasiswa ini jika diinterpretasikan berdasarkan sumber soal ini? Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dari tabel di bawah.

Tabel 5 Frekuensi Kesalahan Berdarasarkan Sumber Soal
Sumber Soal
Frekuensi Jawaban Salah
Minna no Nihongo: Shokyu 1
7/25
Nihongo Shohou
9/25
Penulis
16/20

Dari tabel di atas bisa ditangkap sebuah poin yang menarik bahwa kesalahan paling sedikit ditemukan pada soal yang berasal dari buku Minna no Nihongo: Shokyu 1, yaitu 7/25. Kesalahan nomor dua sedikit ditemukan pada soal yang berasal dari buku Nihongo Shoho, yaitu 9/25. Sedangkan, kesalahan paling banyak ditemukan pada soal yang berasal dari penulis, yaitu 16/20. Artinya, semakin jauh soalnya dari pembelajar/buku ajar yang digunakan, semakin tinggi pula frekuensi kesalahannya.
Berdasarkan hal di atas, bisa diasumsikan bahwa penyebab kesalahan yang dilakukan pembelajar dalam melakukan proses modifikasi doushi disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
1.      Pembelajar terpaku pada drill yang ada di buku ajar yang digunakan.
2.      Pembelajar tidak melakukan proses eksplorasi dalam meningkatkan pemahamannya terhadap materi modifikasi doushi.
3.      Pembelajar kurang belajar secara mandiri, dalam artian kurang berlatih memproduksi bahasa sendiri.

      
C.    PENUTUP
1.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, kesimpulan penelitian “Analisis Kesalahan Modifikasi Doushi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNP” ini dapat dipoinkan sebagai berikut.
a.       Bentuk kesalahan terlihat pada proses pembentukan kata (tataran morfologis) dan proses pembentukan kalimat (tataran sintaksis).
b.      Jenis kesalahan yang terjadi adalah jenis kesalahan mistake.
c.       Penyebab kesalahan didominasi oleh kesalahan pemahaman yang disebabkan oleh faktor; pembelajar kekurangan variasi buku ajar, pembelajar kurang berlatih/praktik mandiri.

2.      Saran
Mencermati hasil penelitian ini, penulis menangkap beberapa hal yang perlu untuk menjadi rekomendasi bagi penulis, pengajar, pembelajar dan pemerhati bahasa Jepang. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Penelitian tingkat lanjut untuk melihat potensi kesalahan pada penelitian ini dan cara mengatasinya pada masa yang akan datang.
2.      Pengembangan proses pembelajaran yang bermakna dan menfasilitasi minat sehingga bisa mendorong pembelajar untuk menjadi lebih aktif, kreatif, dan kritis.

DAFTAR PUSTAKA
Gass, S. M dan Selinker, L. (1994). Second Language Acquisition. New jersey : Lawrence    Erl baum Associates, Inc.
Sakoda, Kumiko. (2009). “Strategi Proses Bahasa yang Berpotensi Memunculkan Error”(Jurnal “Kyoiku Kenkyu”. Hiroshima Daigaku).
Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : UPI Press.
Tarigan, H.G. (1995).  Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

No comments:

Post a Comment