Aku pernah bermimpi
Bermimpi
memeluk bulan
Bermimpi
memetik bintang
Bermimpi
merangkainya menjadi lukuah di lehermu
Aku
ingin ini mimpi
Aku
memasang dinding rasa ayam
bawang
Kamu
membuka atap rumah
Saat
itu kau berkata
”Lihat! Betapa indahnya
pemandangan rumah kita, Da”
Aku
mendengar “nyanyianmu” sayang
Aku
memahamimu
Sungguh
Sayangnya, negeri kita ini benar-benar negeri
impian
Hanya di sini, kita bisa menemui terlalu
banyak keajaiban
Bulan dan kardus seperti dua sekawan
Sekarang
makan bersama, besok saling memakan
Negeri
kita negeri impian, negeri tanpa
kepastian
Kamu sibuk dengan bayangan
Harap cemas terhadap bulan
Aku sibuk jadi layangan
Harap cemas terhadap hujan
Tuhanku harapku
Penguasaku cemasku
(inspired by andai bulan bisa ngomongnya Doel S….)
No comments:
Post a Comment